Rabu, 02 Maret 2016

BIO-TREATMENT, SUATU SOLUSI MENJAGA KUALITAS AIR & KUALITAS DASAR TAMBAK

qImproved Water Quality
qImproved Sediment Quality

Budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dalam beberapa tahun belakang ini menghadapi berbagai macam masalah, antara lain : kualitas lingkungan perairan yang semakin memburuk dan infeksi penyakit terutama yang disebabkan oleh virus (WSSV, TSV, IMNV , WFD) semakin meningkat.  Sehingga perlu dicarikan solusi pemecahan masalah agar budidaya  udang L. nannamei  tetap produktif.

Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membantu menjaga kualitas air adalah dengan menggunakan sistem  “bio-treatment “ ikan nila merah (Oreochromis niloticus). Ikan nila dapat berfungsi sebagai agen  bio-degradation dan bio filter sehingga kualitas air menjadi lebih baik dan stabil.  Kualitas air yang baik dan relatif stabil akan mengurangi faktor stressor pada udang yang menjadi triger (pemicu) infeksi virus.

Istilah “ Bio Treatment “ dalam budidaya udang adalah sistem budidaya udang dengan memberikan perlakuan ikan nila di tambak dengan tujuan  untuk membantu menjaga keseimbangan ekosistem tambak.  Konsep dari biotreatment ini adalah memanfaatkan hubungan “simbiosis mutualisme” antara udang dan ikan nila.



     Ikan nila digunakan sebagai agen bio treatment karena memiliki kelebihan – kelebihan yang bermanfaat untuk lingkunganya , ikan nila memanfaatkan sisa pakan yang tersedia di dasar tambak sehingga mengurangi limbah organik (bio degradasi), ikan nila memanfaat pakan alami yang tersedia di dasar tambak, behavior ikan nila mampu membentuk keseimbangan mikroflora air (bio filter).

Jadi, Biotreatment adalah tindakan secara biologis dalam  budidaya udang dengan menambahkan  ikan nila dalam jumlah tertentu dengan tujuan untuk :


  •           Membantu memperbaiki kualitas air
  •             Membantu memperbaiki kualitas dasar tambak
  •             Menjaga keseimbangan ekosistem tambak

Dengan kualitas air yang baik dan stabil akan mengurangi faktor pemicu (trigger) munculnya penyakit.



Pemilihan Jenis Ikan 


Peran Ikan dalam Perbaikan Ekosistem Tambak


Bio – Treatment Membantu Menjaga Kualitas Air dan Dasar Tambak


Penerapan Bio-Treatment ikan pada Tambak Intensif

Aplikasi program bio-treatment ikan nila bisa dilakukan ditambak budidaya maupun di sistem Reservoir Pond kita,  seperti ilustrasi berikut.


Metode Penebaran Ikan di Tambak Udang



Pada bulan Maret 2010 telah dilakukan suatu percobaan aplikasi program bio-treatment ke tambak budidaya yang terinfeksi IMNV (PCR). Pengamatan lapangan dilakukan dengan memonitor parameter kualitas air , pertumbuhan udang, kesehatan udang dan performance panen. Hasilnya di bandingkan dengan tambak sebelahnya yang masih satu lot sebagai kontrol.

Hasil dari pengamatan tersebut tercantum seperti data di bawah ini :


Tabel : Perbandingan antara tambak 0.25 Ha yang menggunakan program Bio-Treatment dengan tambak yang tidak menggunakan (dalam satu lot) di WM.




Sumber Data :
-          WM - Performance  Comparison Bio-Treatment and vs Convensional, Maret 2010, Noppachoke Thanachai

 KESIMPULAN SEMENTARA : 
  • Tambak dengan bio-treatment menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik di banding tambak tanpa bio-treatment  (ADG 0,188 vs 0,165).
  •  Performance FCR tidak menunjukkan perbedaan yang significant ( FCR 1,52 vs 1,50), artinya pengaruh ikan nila terhadap FCR sangat kecil.
  • Kualitas air di tambak dengan bio-treatment terlihat lebih stabil dibanding tambak tanpa bio-treatment ( Fluktuasi pH, transparency dan TAN). TAN di tambak bio treatment relatif lebih kecil, TVC sama sama rendah, hal ini diduga karena efek dari aplikasi shock pH dengan CaOH.
  •   Diversitas (keanekaragaman) plankton di tambak bio-treatment terlihat lebih tinggi.

Catatan :
-          Opersional tambak menggunakan SOP budidaya udang.
-          Tidak dibutuhkan Feeding program khusus untuk ikan.








Salam Prima

Teguh Winarno
Praktisi Budidaya CP.Prima - Indonesia





7 komentar:

  1. pak, bagaimama langkah - langkah membuat treatment kualitas air tambak yang baik untuk awal tebar, salam petani tradisional

    BalasHapus
  2. Pak Faruq Umar yg terhormat, pada awal tebar kendala teknis yg sering muncul adalah kestabilan plankton ( plankton sering drop atau berganti warna ( jenis). Kondisi ini yg sering kita alami di tambak pada saat awal tebar sampai DOC 30. Akibat kondisi ini, kita tidak menyadari telah terjadi penumpukan bahan organik ( jasad plankton). Jika kondisinya berulang ulang makan dasar tambak kita menjadi kotor krn limbah organik. Efek berantai selanjutnya adalah mulai tingginya gas gas beracun seperti amonia / H2sdan populasi vibrio akan meningkat.
    Kondisi ini bisa kita hindari kalau kita bisa menjaga kestabilan plankton dari awal, untuk mengontrol kondisi plankton harus dilakukan pengecekan warna air dan kecerahan (transperancy) setiap hari pagi dan sore. Transpransi plankton pada awal tebar kondisikan pada level 40/50 cm.
    Agar plankton kita tetap stabil tetap lakukan perawatan dengan melakukan pemupukan ( organik/inorganik).

    Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  3. Pak Faruq Umar yg terhormat, pada awal tebar kendala teknis yg sering muncul adalah kestabilan plankton ( plankton sering drop atau berganti warna ( jenis). Kondisi ini yg sering kita alami di tambak pada saat awal tebar sampai DOC 30. Akibat kondisi ini, kita tidak menyadari telah terjadi penumpukan bahan organik ( jasad plankton). Jika kondisinya berulang ulang makan dasar tambak kita menjadi kotor krn limbah organik. Efek berantai selanjutnya adalah mulai tingginya gas gas beracun seperti amonia / H2sdan populasi vibrio akan meningkat.
    Kondisi ini bisa kita hindari kalau kita bisa menjaga kestabilan plankton dari awal, untuk mengontrol kondisi plankton harus dilakukan pengecekan warna air dan kecerahan (transperancy) setiap hari pagi dan sore. Transpransi plankton pada awal tebar kondisikan pada level 40/50 cm.
    Agar plankton kita tetap stabil tetap lakukan perawatan dengan melakukan pemupukan ( organik/inorganik).

    Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
  4. terima kasih pak teguh atas sarannya, sudah saya lakukan dengan pemupukan organik untuk transparancy sudah sekitar 30-40 cm cuma di atas permukaan air tambak timbul ada kotoran semacam penumpukan sisa pakan/pupuk organik, kondisi tersebut apakah berpengaruh pada udang dan bagaimana solusinya, NB: Benur belum saya tebar pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak umar menggunakan pakan untuk pupuk ya? Klo melihat transparansinya sepertinya cukup pekat untuk fase persiapan, ada baiknya pemupukan di kurangi dosis dan frekuensinya. Sambil dimonitor transparansinya. Bisa mulai dumasukkan bakteri de composer untuk membantu penguraian. Semoga sukses pak Umar

      Hapus
  5. Mas Saefuddin, yang dimaksud TOM apa TAN ya?
    Kalau TOM ( Total Organic Mater) penangananya bisa secara mekanis maupun kimia. Cara mekanis contohnya di buatkan kolam pengendapan / sedimen trap sebelum airnya di pakai ditambak, tapi cara ini dibutuhkan waktu yang lama dan lahan yg luas.
    Secara kimia bisa dilakukan dengan dua metode : diendapkan dengan kapur atau di oksidasi dengan bahan kimia yg bersifat oksidator kuat ( KMnO4, H2O2 dll). Pemilihan metode sangat tergantung dari kondisi tambak dan udangnya. Selamat mencoba.

    BalasHapus
  6. Cari Situs Judi Online Yang Memiliki Banyak Bonus Menarik?
    Tunggu Apalagi ? Gabung Sekarang!

    Promo Bonus Member Baru WMBOLA Hingga 1JT

    Hubungi Customer Service Kami di :

    BBM : WMBOLA
    LINE : WMBOLA
    WHATSAPP : +85567720924

    Ikuti Juga Akun Official Kami di :

    Twitter: @wmbola
    Facebook : @WMBOLA.CLUB / https://www.facebook.com/wmbola.club/

    Situs Togel Teraman

    Situs Slot Terbesar

    Situs Slot Online

    Situs Taruhan Bola

    Situs Poker Terbesar

    Situs Bandar Poker

    Situs Taruhan Casino

    Situs Taruhan Poker

    Situs Taruhan Togel

    Situs Agen Casino

    BalasHapus